Jurnal Refleksi Minggu Ke 15
2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi -
Minggu 15
2.3.A. Coaching
Model 6: Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing
(5R)
Pada minggu ke-15 aktifitas
pembelajaran yang terdapat dalam Learning Managemat System (LMS) yang telah
dilalui terdiri dari :
pada Pembelajaran 2.4: Eksplorasi
Konsep (Forum Diskusi) Konsep Coaching, Komunikasi yang Memberdayakan, dan
Model Coaching
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi
(sesi latihan) Pembentukan komunitas praktisi untuk melakukan praktik coaching
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi
(sesi praktek) Pembentukan Komunitas Praktisi untuk melakukan praktik coaching
Pembelajaran 4: Refleksi
Terbimbing Memahami lebih dalam teknik coaching yang efektif dalam optimalisasi
pengembangan kompetensi pendidik dan murid.
Calon guru penggerak akan
merefleksi aktifitas pembelajaran yang telah dilalui menggunakan model 6 yaitu
model 5R dengan deskrispi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan (Reporting)
Pada Pembelajaran 2.4: Eksplorasi Konsep (Forum
Diskusi) Konsep Coaching, Komunikasi yang Memberdayakan, dan Model Coaching
Proses coaching berawal dari
analisa dan eksplorasi teknik yang akan digunakan. Selanjutnya memberikan waktu
dan situasi dengan leluasa kepada coachee untuk mengunkapkan masalahnya. Sangat
penting juga untuk bisa membantu coachee untk menentukan dan mengneal tujuan
coaching.
Pertanyaan-pertanyaan efektif
diajukan kepada coachee untuk menggali permasalahan yang terjadi dan coach
mendengarkan apa yang menjadi keyakinan dan perhatiaan coachee sebagai upaya
untuk menciptakan komunikasi asertif dengan coachee. Coach menyimak komunikasi
coachee serta memahamkan coachee pentingnya menyelesaikan masalahnya
sendiri.
Terus coach melaksanakan curah
pendapat dan menuntun coachee membuat tindakan serta alternative jalan yang
mungkin dipraktekkan coachee dan memberikan dorongan kepada coachee untuk
memilih ide dan keputusan. Dorongan coach menciptakan rencana
penyelesaian dengan waktu yang measurable, jelas dan spesipik disuaikan dengan
kebutuhan.
Di aktifitas ruang kolaborasi
sesi latihan saya melatih keterampilan coaching dengan berbagai studi kasus dan
membentuk komunitas praktisi untuk melakukan praktek coaching model TIRTA.
Sebelumnya saya diharuskan sudah benar-benar memahami konsep coaching
dalam konteks pendidikan baik melalui pembelajaran mandiri dan diskusi.
Di sesi ini saya berkolaborasi
dengan rekan calon guru penggerak lainnya untuk membentuk komunitas praktisi
secara daring. Pada sesi ini, secara berkelompok, berlatih mempraktekkan proses
coaching dengan tiga kasus yang akan diberikan dengan model TIRTA.
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi
(sesi praktek) Pembentukan Komunitas Praktisi untuk melakukan praktik coaching
Hasil persiapan di sesi
sebelumnya kami mepraktikkan dan melatih keterampilan coaching dengan berbagai
studi kasus dan membentuk komunitas praktisi untuk melakukan praktek coaching
model TIRTA. Kami mempraktekkan kasus-kasus yang telah disediakan secara tatap
maya bersama fasilitator.
Kami bersama kelompok telah
berlatih mempraktekkan kasus-kasus tersebut sesuai dengan langkah-langkah dalam
praktik coaching model TIRTA. Pada sesi ini, praktik yang dilakukan dalam
kelompok, kami rekam dan untuk selanjutnya dikirimkan ke fasilitator.
Pembelajaran 4: Refleksi Terbimbing Memahami lebih dalam teknik
coaching yang efektif dalam optimalisasi pengembangan kompetensi pendidik dan
murid.
Coach memberikan dorongan kepada
coachee untuk mempertanggungjawabkan terhadap aksi nyata yang akan diambil dan
dijalankan dan capaian rencana secara spesipik disesuaikan dengan jadwal yang
telah dibuat.
Coach meyakinkan coachee setiap
masalah pasti terselesaikan dengan menciptakan keakraban dan kenyamanan sehingga
coachee dapat berbagi kisah yang sedang dihadapi. Pendengar aktif haruslah
dibangun oleh coach dengan merasakan apa yang dirasa coachee dan memposisikan
situasi saling menghargai dan menghormati.
Kemampuan coachee dalam
menyelesaikan dan mengambil keputusan haruslah dikembangkan oleh coach.
Cobalah selalu melakukan feed back dan refleksi dari setiap proses
coaching yang telah dilakukan.
Sekolah merupakan tempat
strategis sebagai kondisi, situasi dan konteks local tempat mempraktikkan
proses coaching. Coaching yang menggunakan model TIRTA dalam proses aplikasi
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah, guru dan peserta
didik.
Hanya saja dalam proses praktek
coaching biasa tantangan yang sering dihadapi baik coach maupun coachee adalah
kemampuan komunikasi. Kemampuan dimana salah satu pihak suka mendominasi yang
lainnya.
Dalam proses coaching tidak
sepatutnyalah terjadi salaing dominasi karena kesetaraan dan kemitraan.
Komunikasi yang terbangun atas dasar saling menghormati dan rasa percaya. Coach
seyogyanya memiliki kemampuan komunikasi yang tepat, cermat dan focus. Mampu
memposisikan dirinya sebagai pendengar aktif dan mampu mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan efektif untuk mengarahkan terhadap pemahaman, rencana
aksi dan tanggung jawab dalam diri coachee.
Dalam refleksi terbimbing saya
menjawab pertanyaan reflektif untuk mengetahui tingkat pemahaman terkait konsep
coaching yang telah dipelajari. Berikut pemahaman konsep coaching yang telah
saya pelajari:
2. Merespon (Responding)
Hasil posting yang telah
dilakukan memunculkan beberapa respon seperti respon pak H. Yayat beliau
mengungkapkan kesetujuannya bahwa memberikan waktu yang seluas-luasnya dan
situasi yang nyaman bagi coachee untuk mencurahkan permasalahan dan memberikan
keyakinan kepada coachee bahwa setiap permasalahan dapat diselesaikan dan
membangun keakraban yang memberikan kenyamanan kepada coachee untuk berbagi
keluh kesah yang dihadapi dapat menunjang keberhasilan praktek coaching kepada
murid yangb mengalami permasalahan di kelas/sekolah.
Selain itu, respon dari bu Teti,
Menanggapi poin 4, saya sangat setuju dengan Pa Yudi bahwa untuk melatih
praktek coaching, kita dapat meminta bantuan dari seluruh stakeholder
sekolah.
Praktek latihan dapat dimulai
dari teman-teman terdekat kita terlebih dahulu, meminta mereka untuk
mengungkapkan satu permasalahan dan senantiasa akhiri dengan meminta umpan
balik dari mereka terhadap latihan praktek coaching yang telah kita
lakukan.
Selanjutnya lakukan pada tataran
yang lebih luas hingga pratek coaching dapat menjadi sebuah kebijakan sekolah,
sebagai salah satu sebuah bentuk pelayanan prima yang diberikan oleh sekolah.
3. Mengaitkan (Relating)
Praktik coaching ini memberikan pengetahuan, keterampilan, keyakinan
dan informasi yang sangat bermanfaat untuk saya sebagai guru dalam memberikan
layanan kepada anak didik atau dalam rangka memberikan tuntunan dan arahan
supaya anak didik bisa hidup sesuai dengan potensi, kelebihan dan
memaksimalkannya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Selainnya itu, kita pun sebagai coach rekan sejawat dan bergerak serta
menggerakkan sehingga dapat sinergis untuk menciptakan iklim pendidikan yang
dapat berpihak kepada anak didik.
4. Menganalisis (Reasoning)
Proses coaching harus terus
dilakukan untuk menciptakan keterbiasaan dan meningkatkan keterampilan kita
dalam memberikan layanan sebagai coach. Setiap orang khususnya anak didik
memiliki keunikkan dan potensinya masing-masing yang harus kita gali dan berdayakan
sehingga dapat hidup secara maksimal sesuai dengan kodrat alam dan zamannya
masing-masing.
Modul coaching ini menyadarkan
saya khususnya untuk mampu memerankan diri sebagai pemimpin pembelajaran yang
bukan lagi
menyelesaikan masalah setiap
individu, akan tetapi mengarahkan dan menuntuk mereka untuk mampu menyelesaikan
masalah dengan potensi yang mereka miliki.
5. Merancang ulang (Reconstructing)
Proses coaching akan terus
berulang sesuai dengan perubahan peserta didik yang kita hadapi. Kasus-kasus
demi kasus akan terus akan bermunculan sesuai dengan kondisi alam dan zaman yang
terus berputar. Setiap potensi anak pun akan terus bermunculan dan berbeda-beda
tidak bisa disamakan. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang
mengoptimalkan mereka untuk mampu menyelesaikan masalah mereka dengan potensi
masing-masing. Makin sering kita melakukan proses coaching maka makin terasah
juga kemampuan kita untuk melakukan proses coaching.
Komentar
Posting Komentar