1.4.a.9.KONEKSI ANTAR MATERI-BUDAYA POSITIF
1.4.a..9.KONEKSI ANTAR MATERI-BUDAYA POSITIF
ISKANDAR,S.Pd
Menurut
filosofi Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang
dimiliki anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam hal
ini guru dituntut agar bisa menuntun anak sejatinya dengan menuntun segala
kodrat anak yang berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Seperti kita
ketahui bersama bahwa Pendidikan global sekarang menuntut anak harus menguasai
keterampilan sehingga membutuhkan kita sebagai guru dalam menuntun dan
mengarahkan siswa agar tetap menyaring pengaruh budaya dari luar dengan tetap
mengutamakan kearifan local dan nilai-nilai luhur budaya Indonesia yang sesuai
dengan profil pelanjar Pancasila. Guru menuntun anak dalam menemukan bakat dan
minat alami yang telah ada dalam diri siswa tanpa harus ada paksaan, tekanan
atau hukuman dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan dengan
memberikan kesempatan belajar yang sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya
kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira sesuai dengan
konsep merdeka belajar.
Dalam usaha
mewujudkan merdeka belajar yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila seorang
guru harus memiliki nilai-nilai tertentu antara lain:
Mandiri
berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk
melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada
dirinya.
Reflektif
Seorang Guru penggerak akan berupaya secara sadar untuk mengevaluasi diri
menuju perubahan yang lebih baik, memaknai pengalaman, mengambil pelajaran,
menemukan solusi atas kekurangan dan mengembangkan keberhasilan.
Kolaboratif
Guru Penggerak memiliki nilai kolaboratif agar selalu dapat membangun kerja
sama dengan rekan guru, kepala sekolah, orang tua dan pihak-pihak terkait dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan.
Inovatif
Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat
guna, menemukan inspirasi pemecahan masalah ataupun mengambil keputusan, hingga
pada akhirnya melakukan solusi/aksi nyata untuk mengatasi permasalahan
Berpihak
kepada murid Berpihak pada murid berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak
dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama.
Dengan
mengetahui nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap guru penggerak tersebut,
harapannya guru dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dari
dasar hati yang paling dalam, guru merasa terpanggil untuk menerapkan
nilai-nilai tersebut. Sejalan dengan itu, guru penggerak juga memiliki
peran penting diantaranya yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakan
komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar
guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Dalam
menjalankan perannya, seorang guru penggerak harus memiliki visi yang jelas,
yang menjadi tujuan, harapan, dan cita-cita yang ingin dicapainya. Dalam
membuat visi terlebih dahulu kita harus mengenali kekuatan-kekuatan yang telah
dimiliki sekolah. Kekuatan-kekuatan itu berupa karakter pembiasaan yang ada di
sekolah, prestasi dal hal-hal yang sudah dicapai, sarana dan prasarana yang ada
di sekolah yang mendukung kegiatan serta motivasi yang sudah ada dalam diri
dari kepala sekolah, guru, siswa dan peran orangtua. Setelah mengenali segala
kekuatan yang ada, maka harapannya apa yang akan dicapai tertuang dalam visi yang
jelas dan sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan Tujuan Pendidikan
Nasional. Nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu 1) beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3)
bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif
Untuk dapat menggali kekuatan-kekuatan tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif melalui
tahapan Bagja yaitu : B-uat Pertanyaan, A-mbil Pelajaran, G-ali mimpi,
J-abarkan rencana, dan A-tur eksekusi.
Setelah melakukan Tahapan Bagja, maka kita yang ada
dalam lingkungan sekolah sebagai warga sekolah dapat diharapkan dapat
menerapkan budaya-budaya positif melalui pembinaan dan pembiasaan. Konsep
budaya positif di sekolah adalah suatu pembiasaan-pembiasaan baik yang dibuat,
disepakati dan ditaati oleh semua warga sekolah, yang dibuat berdasarkan
nilai-nilai profil pelajar pancasila dimana guru berperan sebagai teladan, guru
sebagai penuntun dan guru sebagai motivator sehingga guru dapat mendidik dengan
baik sesuai dengan konsep Ki Hadjar Dewantara : Pendidikan itu adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. dan kebiasaan itu terjadi secara terus-menerus.
Komentar
Posting Komentar